Kamis, 02 Desember 2010

Anak yang sering berbicara dengan ayahnya, hidupnya lebih bahagia

Rahasia Kebahagiaan Anak
Petti Lubis, Mutia Nugraheni

Ayah dan anak  

Dipaste dari portal berita milik Bakrie yang menenggelamkan sebagian Sidoarjo.


VIVAnews - Ternyata, peran ayah di kehidupan anak sangat besar. Jika Anda ingin si kecil selalu merasa bahagia, cara paling mudah adalah meminta anak dan ayah untuk selalu saling bercerita.
Menurut penelitian yang dilakukan tim peneliti dari University of York, Inggris, anak-anak yang sering berbicara dengan ayahnya, lebih bahagia dibandingkan mereka yang jarang berbicara.


Seperti dikutip dari Times of India, temuan ini berdasarkan analisa British Household Panel survei pada 1.200 anak dan remaja yang berusia antara 11 hingga 15 tahun. Anak muda yang mengatakan bahwa mereka selalu berbicara tentang berbagai hal pada ayahnya hampir setiap hari, skor kebahagiaannya mencapai 87 persen.

Sedangkan, yang jarang berbicara skor kebahagiannya 79 persen. Mereka mengatakan bahwa hampir tidak pernah atau jarang kepada ayahnya. Lalu, hampir setengah dari para anak muda, 46 persen, mengatakan mereka sangat sulit untuk berbicara topik penting pada sang ayah.
Sementara, hanya 28 persen yang merasa sulit berbicara topik penting pada sang ibu. Dan, hanya 13 persen anak muda yang sering bercerita pada ayah mereka

Penelitian dari komisi Children Society, Inggris juga menunjukan, para anak muda makin jarang berbicara pada ayahnya tentang isu-isu penting seiring pertambahan umurnya. Data menunjukan 42 persen, anak usia 11 tahun, lebih sering berbicara pada ayah mereka, dibandingkan anak 15 tahun, presentasenya hanya 16 persen.

Dari analisa diketahui ada sedikit perubahan selama bertahun-tahun dengan proporsi yang sama. Sebanyak 30 persen dari orang muda yang berbicara pada ayah mereka  tentang sesuatu yang penting lebih dari hanya satu kali dalam seminggu.

Banyak kendala yang dihadapi seorang ayah untuk meluangkan waktunya merawat anak karena kesibukan di luar.
Di bawah ini adalah tips-tips bagi Anda.
1. Persiapkan diri Anda sedini mungkin sejak istri Anda hamil
Seorang suami sudah terlibat dalam pembuahan seorang anak, yang menjadikan istrinya mengandung. Masa kehamilan selama 9 bulan ini dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan diri Anda sebagai seorang ayah.
Berperan aktif lah Anda sebagai seorang suami sekaligus calon ayah dengan membantu kehamilan istri.
Mengikuti persiapan persalinan berupa senam, membaca buku bersama mengenai kehamilan, cara merawat bayi atau berbelanja bersama untuk menyambut kelahiran sang bayi. Bila memungkinkan temanilah istri Anda dalam persalinan. Melihat langsung perjuangan istri Anda, dan detik-detik terdengarnya tangisan bayi yang
lahir ke dunia ini, akan menambahkan rasa sayang dan kasih Anda baik kepada istri maupun anak Anda.
2. Ikut aktif merawat bayi
Sedari awal menjelang kelahiran, cobalah ikut aktif merawat bayi Anda. Salah seorang peneliti menemukan bahwa para ayah yang mulai mengganti popok, memandikan, dan mengasuh bayi mereka sejak dini, akan besar kemungkinan melakukan kegiatan semacam itu pada bulan-bulan selanjutnya.
Kebiasaan ikut aktif sang ayah dalam merawat bayi akan terbentuk. Anda akan menemukan saat-saat indah dalam masa ini. Anda bisa memandikan, mengganti popoknya, memberikan susu botol dan meninabobokan. Untuk masa awal, adalah wajar bila terjadi kesalahan-kesalahan karena yang perlu diingat merawat bayi perlu pengalaman secara langsung, penuh coba
dan memperbaiki kesalahan. So nothing to loose. Try and you’ll enjoy it.
Bayi Anda akan semakin merasakan kehadiran Anda, mengenali sosok wajah Anda, suara Anda dan bau ayahnya.
Tips bagi ibu…,
biarkanlah suami Anda ikut merawat dan mengasuh dengan
gayanya sendiri, Anda bisa memberikan dukungan dan dorongan agar suami akan semakin perrcaya diri dalam merawat bayinya. Memberikan masukan dan membetulkan cara merawat akan menambah smooth.
Bagi keluarga yang mendapatkan pertolongan dari nenek atau saudara lainnya, usahakan lah jangan sampai menganggu porsi sang ayah dalam ikut aktif merawat bayi. Give him the space.
3. Bermain bersama
Ketika bayi Anda makin beranjak usia, lewatkan waktu bersama untuk bermain, membaca buku atau melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi bayi Anda yang mulai merangkak, mulai belajar berbicara atau berjalan. Ciptakanlah permainan-permainan yang menggairahkan, yang digemari seperti kuda-kudaan, pesawat terbang atau sembunyi sembunyian.
Sesuaikanlah dengan perkembangan usia anak Anda.
Membaca, mewarnai atau melakukan keterampilan menggunting, menempel secara bersama-sama.
4. Terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda
Ketika anak Anda mulai beranjak usia sekolah, dia akan memulai kehidupan sosial yang baru. Usahakan terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda, dengan mengenali misalnya nama teman-temannya, dengan siapa dia bergaul, aktivitas yang dia lakukan bersama temannya atau nama guru TK/SD nya.
5. Jadilah pendengar yang baik
Kesibukan kerja terkadang membuat Anda mengabaikan cerita-cerita anak Anda. Berikan keseimbangan antar kerja dan keluarga, atau usahakan jangan membawa pekerjaan ke rumah. Luangkan waktu 5 menit saja untuk
mendengarkan celotehannya dan mengerti betul isi cerita itu.
Jangan hanya ‘meng-iyakan’ agar cerita anak itu lekas selesai atau mengatakan nanti ayah sedang sibuk.
Sebersit wajah kecewa akan nampak dan membuat anak akan semakin malas untuk bercerita pada anda. Akhirnya
kebiasaan bercerita dan sharing dari anak akan menghilang. Jadi jangan Anda mengeluh bila anak Anda tidak terbuka suatu hari nanti, karena kebiasaan ini dimulai dari respon Anda sebagai pendengar yang baik atau tidak.
Dengan menjadi pendengar yang baik, disamping keterbukaan, Anda akan menjadikan anak Anda dapat mengekspresikan dan cakap dalam mengungkapkan sesuatu.
6. Komunikasi yang baik
Bila Anda dinas luar atau tinggal terpisah berjauhan dengan anak Anda, usahakan lah tetap menjalin komunikasi dengan baik, melalui telepon atau chatting internet. Tunjukkan perhatian Anda, rasa sayang Anda melalui telepon, sms atau melalui surat.
Juga Anda bisa menggunakan moment ini sebagai pendewasaan bagi anak Anda. Misalnya dengan mengatakan Ayah akan pergi selama beberapa hari, ayah minta tolong yah agar Arif menjadi
anak baik dan menjaga ibu.
Anak akan merasakan dia dipercaya dan bertanggung jawab atas tugas-tugas tertentu.
7. Percayai anak Anda dan berikan kebebasan
Jadilah seorang ayah yang memberikan kebebasan dan dapat mempercayai anak Anda. Kepercayaan Anda akan menjadikan dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mandiri. Janganlah mendikte dia untuk melakukan
A. Tapi cobalah memberikan dia pilihan, misalnya Arif mau A atau mau B?
Dan tetaplah membuka kemungkinan pilihan lain selama pilihan itu tidak bertentangan dengan hal prinsip.
Dari masalah yang sepele mulai dari pilihan memakai kaos kaki, baju atau memilih sekolah. Dia akan merasa dihargai dan bertanggung jawab terhadap pilihannya.
Sebagai seorang ayah, Anda bisa membimbing dan memantaunya.
8. Penuhilah sesuai kebutuhannya.
Bertambah dewasa seorang anak, akan semakin bertambah kebutuhannya, semakin beragam dan variatif. Jangan Anda paksakan dan menganggap dia masih kecil sehingga memperlakukan sebagai seorang bayi.
Mereka membutuhkan perlakuan sesuai dengan usianya.
Kebutuhan seorang bayi tentunya berbeda dengan kebutuhan seorang anak usia sekolah, juga berbeda kebutuhan anak menjelang remaja dengan kebutuhan anak usia sekolah dan seterusnya. Cobalah Anda memahami kebutuhan anak Anda, dan tidak menganggapnya sebagai your sweety selalu.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai kiat-kiat agar Anda bisa semakin aktif berinteraksi dengan anak Anda. Jangan lewatkan masa-masa pertumbuhan itu, you won’t get it back if you miss it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar