Ini berhubungan dengan berita yang saya baca di kompas.com tentang sembilan tokoh lintas agama dan badan pekerjanya yang berkumpul di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Senin (10/1/2011) untuk menyampaikan pernyataan pencanangan tahun perlawanan terhadap kebohongan. Para tokoh agama tersebut di antaranya Bikkhu Pannyavaro Mahathera, Pendeta Andreas A Yewangoe, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, KH Shalahuddin Wahid dan Romo Magnis Suseno.
"Segala bentuk kebohongan harus dihentikan. Undang-undang tidak lagi menjadi acuan dalam menjalankan bangsa dan negara," kata Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah dan Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif.
9 Kebohongan lama yang dicatat yaitu:
1. angka kemiskinan yang semakin meningkat,
2. kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi,
3. ketahanan pangan dan energi yang gagal total,
4. anggaran pendidikan yang terus menurun,
5. pemberantasan teroris yang belum maksimal,
6. penegakan HAM yang tidak ada tindak lanjut hukumnya.
7. kasus Lapindo yang penyelesaiannya belum jelas,
8. kasus Newmont yang nyatanya terus saja membuang limbah tailing ke Laut Teluk Senunu, NTB.
9. terakhir freeport sampai tahun 2011 ini, "tidak terlihat upaya signifikan untuk melakukan renegosiasi kontrak."
Selain 9 kebohongan lama itu, para aktivis ini juga mencatat 9 kebohongan baru.
- Saat Presiden berpidato 17 Agustus 2010, dia menyampaikan menjunjung tinggi pluralisme, toleransi dan kebebasan beragama. Padahal kenyataannya, janji tersebut tidak terpenuhi.
- Kebebasan Pers, Presiden menjanjikan jaminan terhadap kebebasan pers dan kepolisian berjanji akan menindak tegas setiap kasus kekerasan terhadap insan pers. Namun LBH Pers mencatat selama 2010 kasus kekerasan pers sebanyak 66 kasus meningkat dari 2009 yang hanya 56 kasus.
- Kebohongan terkait perlindungan terhadap TKI. Presiden berjanji akan melengkapi TKI dengan telepon genggam agar tidak terjadi ketertutupan informasi, tetapi ternyata tidak juga diberikan dan bahkan memorendum untuk melindungi TKI juga tidak dilakukan.
- Terkait Trnsparansi pemerintah, Presiden menyatakan bahwa kepindahan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani ke Bank dunia adalah atas permintaan Bank Dunia. Namun, di sebuah media menyatakan bahwa itu merupakan paksaan yang dilakukan Presiden SBY dan seorang pejabat kementerian keuangan mengatakan, Sri Mulyani tidak pernah berniat untuk mengundurkan diri.
- Masalah Pemberantasan Korupsi, Presiden mengatakan akan memimpin sendiri pemberantasan Korupsi di Indonesia. Tapi menurut riset yang dilakukan ICW ternyata hanya 24 persen saja yang terlaksana.
- Pengusutan rekening gendut para pewira Polri. Presiden menginstruksikan jika ada pelanggaran hukum, yang terkait harus mendapatkan sanksi, jika tidak polisi harus menjelaskan pada masyarakat. Tapi kenyataannya sampai saat ini masalah rekening gendut maupun pelaku penganiayaan aktivis ICW Tama S Langkan masih misterius.
- Presiden menjanjikan politik yang bersih, santun dan beretika. Tapi kenyataannya Andi Nurpati masih menjadi pengurus partai Demokrat meskipun sudah diberhentikan tidak hormat oleh Dewan Kehormatan Komisi Pemilihan Umum karena melanggar peraturan
- Terkait Kasus Mafia Hukum. Kapolri Jenderal Timur Pradopo berjanji akan menyelesaikan kasus pelesiran terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan hanya dalam 10 hari saja. Tapi nyatanya tidak ada keterangan pers tentang kasus itu.
- Kebohongan terkait kedaulatan NKRI. 1 September di Mabes TNI Cilangkap Presiden menyampaikan bahwa pelakuan tidak patut terhadap tiga petugas KKP sedang diusut. Pemerintah Malaysia sedang mengisvestigasi masalah tersebut tapi sampai sekarang tidak pernah diumumkan penjelasan hasil investigasi tersebut.
Pasti segera ada bantahan dari mereka yang berbohong, tapi biarkan saja, karena mungkin mereka merasa bisa berbohong di depan malaikat Allah.
Bagaimana mungkin penyelenggara negara menjadi musuh bagi rakyatnya. Semoga Allah Yang Maha Membolak-balik Hati segera memberi hidayah dan kekuatan untuk menghentikan kata terucap dari mulut-mulut yang berdusta dengan cara selembut mungkin, bukan dengan bencana.
Bagaimana mungkin penyelenggara negara menjadi musuh bagi rakyatnya. Semoga Allah Yang Maha Membolak-balik Hati segera memberi hidayah dan kekuatan untuk menghentikan kata terucap dari mulut-mulut yang berdusta dengan cara selembut mungkin, bukan dengan bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar