Minggu, 16 Oktober 2011

Semakin hari semakin nyata

Para pelaku affair dan penggiat atau affair activists punya sejuta alasan untuk membenarkan dan menutupi perilakunya dan kliennya (bagi penggiat affair). Ada dua bagian yang akan kita bahas dalam tulisan kali ini, yang pertama mari kita ulas pembenaran oleh affair activist dan yang kedua terutama tentu saja kebohongan pelaku affair.

Penggiat Affair
Pembenaran oleh penggiat affair kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yang paling sering diungkapkan oleh mereka adalah karena persahabatan yang menyebabkan nurani menjadi mati karena ketika melihat kesalahan bukan nasehat yang diberikan tetapi malah dorongan yang terus diucapkan. Ketika sahabat curhat menikung pasangan orang dengan cerita versi mereka, menceritakan bahwa pasangan selingkuhnya tidak dibahagiakan oleh pasangan resminya, mereka membenarkan sahabatnya, mengatakan bahwa besar pahalanya membahagiakan orang lain tanpa peduli itu pasangan sah wanita atau laki-laki lain.


Alasan yang kedua mungkin adalah mereka adalah korban dari perselingkuhan yang dilakukan oleh pasangannya, mereka jadi dendam dan karena banyak alasan yang menyebabkan mereka tidak mampu (walaupun mau - tapi karena gendut atau takut ditinggal pasangannya) jadi pelaku affair mereka membalaskan sakit hati pada lawan jenis dengan melindungi sesama jenisnya melakukan perselingkuhan. Atau karena melihat ibunya adalah korban perselingkuhan ditinggal sang ayah, dia menjadikan teman wanitanya klien menyelingkuhi suami orang, membalaskan sakit hatinya pada sosok lawan jenis yaitu ayahnya.

Tetapi yang paling masuk akal adalah keuntungan material yang memungkinkan didapat apabila mereka menjadi penggiat selingkuh. Dengan menjadi orang ketiga yang selalu dijadikan alasan untuk menutupi (kami kan gak pergi berdua, tapi bertiga-dengan penggiat affair), mereka mendapat imbalan seperti makan enak gratis, mungkin fasilitas aerobic atau fitness gratis, bisa juga uang atau keamanan kedudukan ketika salah satu klien yang dia bela perselingkuhannya adalah atasannya.

Pelaku Affair
Bagi pelaku affair kebohongan selalu ditutupi dengan kebohongan lainnya, begitu kata pepatah. Maka dari itu para pelaku affair harus membekali diri dengan teknik berbohong untuk melancarkan aksinya. Ada beberapa teknik dasar berbohong untuk menciptakan alasan demi mengaburkan perselingkuhan :

Cerita yang dikemukakan benar – benar bohong, hanya karangan dan sama sekali lain dari apa yang terjadi, Totally Lie. Contoh: Ngakunya lembur tapi sebenarnya lembur birahi sama selingkuhan, ngakunya pagi telat karena ngurus anak tapi sarapan sama selingkuhan. Ngakunya dinas luar kota tapi ternyata check-in di hotel sama selingkuhan. Ngakunya resepsi hari minggu di luar kota tapi sebenarnya nganterin selingkuhan luluran atau gurah vagina. Ngakunya menghadiri pemakaman orang tua teman, ternyata ke tempat begituan ma selingkuhannya.
Pelaku harus memiliki imajinasi tinggi sehingga mampu mengarang hingga detail – detail kecil saat dibutuhkan. Juga perlu ditunjang dengan daya ingat yang baik supaya tidak terjebak oleh cerita karangan sendiri.

Partly true : Cerita yang dikemukakan benar – benar terjadi, tapi cerita itu tidak menggambarkan keseluruhan kejadian (kamuflase). Contoh : Ngakunya diner sama temen – temen tapi ternyata diantara temen – temennya itu ada selingkuhannya dan memang benar diner sama teman – teman tapi setelah diner bikin acara sendiri sama selingkuhannya. Ngakunya ketemu pemeriksa, tapi ketemuannya cuma setengah jam, yang dua jam lagi dipakai ‘indehoy’ sama selingkuhannya.
Pelaku wajib memiliki skill dalam meramu fakta dan fiksi menjadi cerita yang utuh sehingga menjadi sulit dibedakan mana yang benar dan mana yang bohong.

Dan yang ketiga ketika ketangkep basah teman atau diinterogasi atasan adalah Playing innocent (pura-pura bego): berlagak bodoh dan menyangkal kalau terjadi perselingkuhan. Biasanya alasan ini diikuti dengan kalimat : ‘Kami cuma temenan’, ‘Kami gak ada apa – apa’, ‘Aku gak macem – macem’, ‘Dia tahu aku sudah punya kamu’, ‘Aku sedih, temen-temen kalau iri gitu to caranya’, ‘Sumpah pak, itu fitnah’ dan lain – lain.
Pelaku harus melatih dirinya agar bisa memasang mimik muka orang tidak bersalah atau seolah – olah sebagai korban dari keadaan yang sedang terjadi. Setelah makin mahir, variasi bisa dilakukan dari ketiga teknik dasar ini, dan yang terpenting adalah konsistensi cerita, sehingga alibi yang dibangun bisa terdengar.

Ketika neraka sudah mampu kau padamkan, menjadi pilihanmu sepenuhnya mau jadi pelaku atau hanya penggiat selingkuh. (Kradenan – Okt 2011)

1 komentar: