Sabtu, 23 Juli 2011

Opera Penguasa

[Selamat ulang tahun saudaraku Bambang Satrio Wibowo]

Berita tentang Nazarudin yang membuka aib partai penguasa hanya membuatku semakin kehilangan kepercayaan terhadap pengelolaan negara yang super kaya tapi salah urus ini. Bukan, bukan aku percaya terhadap apa yang dibicarakan Nazarudin atau percaya bahwa kebenaranlah yang diomongkan oleh petinggi partai penguasa selain Nazarudin atau bahkan Ketua Dewan Pembinanya. Saat ini mereka tampak sebagai dua kubu yang berada pada titik yang berbeda, tapi sayang masih dalam kurva yang sama, dalam kedunguan yang serupa.  Omong kosong kalau keduanya benar, kemungkinannya adalah Nazarudin benar atau partai penguasa yang lain benar. Tapi kemungkinan itu kecil sekali, karena politikus yang berbicara benar adalah politikus gila di RSJ atau ruh politikus mati ketika ditanyai oleh Munkar dan Nakir. Jadi yang paling masuk akal adalah kedua kubu salah, bohong dan dusta, dan itu yang sangat kupercayai. Alangkah naifnya mereka menyangka bisa membohongi seluruh rakyat Indonesia dengan drama dengan tema fitnah dan kebodohan ini.

Masih ingat kasus Century yang konon kabarnya uang rakyat yang 6 trilliun lebih digunakan untuk kemenangan mereka di 2009. Ada salah satu LSM yang merilis data, kemudian di blow up di media, mengungkapkan berapa ratus milliard masuk ke rekening A, berapa ratus milliard ke rekening si B, dst…. Jadilah rilis ini fitnah, yang menjadi sarana partai penguasa membela diri…”Tuh kan, kami difitnah, jadi sama sekali ndak bener kalau uangnya masuk ke partai kami. Mosok uangnya masuk rekening, kan bakal kelacak, jadi jangan percaya kalo ada yang bilang kami pakai uangnya.” Kemudian kita jadi bertanya apa iya mereka terlalu bodoh dengan bermain sekotor itu? Pastilah mereka bermain jauh lebih rapi dari itu, karena mereka tahu ada PPATK atau yang lainnya. Rilis itu menjadi ajang pembenaran bahwa mereka difitnah, didholimi dan diperlakukan tidak pada tempatnya, tapi siapa yang menjamin kalau rilis itu bukan dari mereka sendiri. Mengotaki LSM tersebut untuk mengeluarkan data finah untuk membalik keadaan, agar dikasihani dan mendapat simpati rakyat. Dan istilahnya kalau tidak salah adalah kontra intelejen.

Sekarang mereka mengulanginya lagi, uang proyek-proyek pembangunan dengan dana APBN yang diselewengkan (dan pasti diselewengkan) entah ke bagian dari mereka yang mana, mulai terkuak. Untuk menutupinya tampaknya scenario Nazarudin ke Luar Negeri (atau disembunyikan di Indonesia) tanpa mampu diketahui keberadaanya, mengungkapkan data-data yang terus menerus, lama kelamaan berbau fitnah dan konyol sebagai kontra intelejen. Mereka mengira ini tak terbaca, padahal tulisannya besar dan jelas, bahwa mereka adalah peniru yang baik. Di 2004, terpilih sebagai Presiden karena mendapat simpati rakyat ketika Presiden Megawati diberitakan men-cuek-kannya, mendiamkannya. Dan itu yang sekarang juga ditiru, ingin mendapat simpati, bahwa mereka difitnah, didholimi oleh Nazarudin dan fitnah yang diungkapkannya. Jadi sekali dayung, uang APBN yang diselewengkan entah oleh siapa aman dengan Nazarudin sebagai sasaran tembak dan popularitas serta simpati didapatkan. Siapa yang menjamin, Nazarudin tetap bertemu dengan petinggi partai penguasa yang lain ketika mereka jalan-jalan ke luar negeri, sambil ngopi dan menertawakan kita, bangsa Indonesia yang lagi-lagi untuk kesekian kali tertipu…Sambil merumskan strategi baru, plan a, plan b, semakin dalam membohongi diri mereka sendiri.

1 komentar: